Sebelum memulai pembahasan lengkap dan panjang mengenai kehidupan dan perjalanan hidup Nabi Muhammad ini, maka perlu kami sampaikan pada semua pembaca bahwa dasar atau referensi yang digunakan adalah dari buku ‘Ensiklopedi Islam – Ringkas’ karya Cyril Glasse yang mana bukunya disertai dengan kata pengantar dari Prof. Huston Smith. Jadi pembaca tidak perlu ragu lagi mengenai kesahihan tulisan ini.
Mengapa demikian? Ya, jika kita melihat pengantar dari buku yang telah diterbitkan ke berbagai bahasa ini, pengarangnya sendiri mengungkapkan bahwa waktu pengerjaan naskahnya hingga 6 tahun. Itu artinya, apa yang dilakukannya betul-betul serius, apalagi sumber referensi yang ia gunakan dari berbagai buku dan bahkan negara.
Penulis berharap, InsyaAllah tulisan ini bermanfaat sebagai referensi untuk para pelajar dan pendidik. Berikut penjelasannya:
Kisah Nabi Muhammad Lengkap Mulai dari Lahir sampai Wafat
Untuk memudahkan menemukan setiap momen kehidupan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam maka Caraspot member judul bab pada setiap kelompok ulasannya.Nama
Makna kata ‘Muhammad’ adalah ‘orang yang dipuji atau terpuji’ atau bisa juga berarti ‘orang yang diagungkan’, adapun nama lainnya adalah ‘Ahmad’ yang merupakan bentuk kata superlative yang artinya ‘orang yang paling terpuji’Akar kata dari kedua kata di atas adalah ‘hamada’ yang artinya ‘memuji’ atau bisa juga diartikan ‘mengagungkan’.
Adapun kalimat ‘shollallahu ‘alaihi wa sallam’ merupakan penghormatan kepada beliau yang bermakna ‘semoga Allah memberkahinya dan menganugerahkan kedamaian kepadanya’. Kalimat ini selalu mengiringi nama Nabi Muhammad dalam berbagai bentuk. Di samping itu, terdapat juga ungkapan ‘alaihis sholatu was salam’ yang biasa disematkan setelah nama beliau yang maknanya ‘semoga berkah dan kedamaian dilimpahkan kepadanya’, dan ini juga digunakan sebagai penghormatan pada semua nabi Allah.
Dan bukan cuma nabi-Nya yang penyebutan namanya disertakan ungkapan senada seperti ‘alaihis salam’ (semoga kedamaian terlimpahkan kepadanya), tapi juga pada Jibril, malaikat pembawa wahyu Allah.
Bicara soal lakab atau gelar, dalam kisah nabi Muhammad ini kami juga ingin menyampaikan bahwa beliau sendiri memiliki hingga 200 gelar yang disebutkan dalam riwayat yang shahih. Di antara yang dimaksud adalah:
——————-sedang disiapkan————
Dalam kitab Bibel – Injil – Muhammad saw. sendiri disebut dengan sebutan ‘Shiloh’. Di dalam Genesis 49:1-10 secara nyata disebutkan: “Dan Jakub memanggil putra-putranya dan berkata, berkumpullah kamu sekalian, akan saya katakana bahwasanya akan diturunkan sesudah kamu pada akhir zaman sebuah kitab suci yang tidak bertentangan dengan Judah, tidak seorang pun menetapkan hokum setelah Judah hingga datanglah Shiloh, dan seluruh umat manusia akan mengikuti ajarannya. ”
Kelahiran Muhammad dan Perjalanan Masa Kecilnya
Berbagai riwayat hadits yang lazim kita ketahui mengenai kelahiran Nabi Muhammad adalah pada tahun gajah, dan tahun tersebut bertepatan dengan tahun 570 Masehi. Dinamakan tahun gajah karena pada tahun tersebutlah Makkah mendapat serangan dari Abrahah dan pasukannya yang merupakan raja Abyssinia yang berkuasa di Yaman kala itu.Ayah Muhammad bernama Abdullah bin Abdul Muthalib yang merupakan cucu Hisyam, seorang yang dikenal sebagai pendiri klan Hisyamiyyah di dalam suku Quraisy. Adapun nenek moyang dari suku kaum Quraisy pada dua generasi sebelum Hisyam tersebut adalah Fihr yang berasal dari suku bernama Kinanah.
Lalu dari mana nama Quraisy berasal? Sejarah mencatat bahwa dari Fihr inilah sebutan tersebut muncul, yakni diambil dari kata ‘qirsh’ yang berarti ‘ikan hiu’.
Oleh Fihr sendiri, ia mampu mengurut moyangnya hingga sampai ke nabi Isma’il, dan itu artinya Muhammad juga merupakan keturunan dari nabi karena Fihr adalah moyang beliau juga. Dan fakta ini sudah disepakati oleh semua ahli sejarah dan sama sekali tak terbantahkan, belum lagi ditambah keterangan dari Al-Qur’an bahwa para nabi berasal dari satu keturunan yang sama mulai dari nabi Adam hingga nabi Muhammad.
Abdullah bin Abdul Muthalib, ayah Muhammad, telah meninggal dunia sebelum Muhammad dilahirkan. Berdasarkan adab suku Arab sebelum datangnya Islam, anak yang belum dewasa tidak dapat mewarisi peninggalan ayahnya, sehingga ia pun menjadi anak miskin dan pengasuhannya diserahkan pada kakeknya yang bernama Abdul Muththalib.
Mulai dari kecilnya Muhammad hidup dalam pemeliharaan kaum Badui karena berdasarkan tata aturan adat setempat bahwa anak yang masih kecil diserahkan kepada ibu asuh dari kalangan keluarga Badui dengan harapan anak tersebut dapat tumbuh dan berkembang dalam alam padang pasir.
Ibu asuh beliau kala itu adalah Khalimah dari Banu Sa’id ibn Bakr, yakni sebuah klan dari suku Khawazin. Sehingga, selama kecil beliau pun hidup bersama bersama keluarga mereka. Berbeda dengan keluarga lainnya, keluarga pengasuh beliau ini hidup dengan penuh berkah dan lepas dari kebiasaan jahiliyah. Suatu hari, mereka sangat cemas terhadap Muhammad, mengapa tidak? karena suatu peristiwa terjadi pada diri beliau yang dilaporkan oleh putra Khalimah sendiri. Anak tersebut menuturkan kesaksiannya “bahwasanya dua laki-laki berbaju putih mendatangi Muhammad dan kemudian membelah dadanya sambil memasukkan kedua tangan mereka ke dalam dada Muhammad.
Setelah lama berselang, Muhammad menceritakan bahwa dua orang yang mendatanginya waktu itu adalah malaikat yang diperintah oleh Allah untuk membersihkan dirinya dari kotoran (batin) dengan air embun.
Tidak lama setelah kejadian aneh tersebut, Muhammad diserahkan kembali ke keluarganya, di Makkah. Ketika beliau berusia delapan tahun, kakeknya Abdul Muththalib meninggal dunia, sehingga akhirnya pengasuhan beliau diserahkan pada pamannya, yakni Abu Thalib. Adapun ibu Muhammad, ia wafat dua tahun sebelum wafatnya sang kakek.
Sebagai pemuda Arab, Muhammad juga sering ikut dengan pamannya, Abu Thalib, melakukan perjalanan untuk berdagang ke luar negeri. Dari aktifitas tersebutlah dan dari sifatnya yang luhur sehingga ia dikenal sebagai pribadi yang sangat jujur yang juga pada akhirnya melekat pada dirinya gelar sebagai Al-Amin (orang yang terpercaya).
Suatu ketika, dari perjalanan dagang Muhammad bersama pamanya, ia kemudian berjumpa dengan seorang pendeta Nasrani di Syria yang bernama Bahirah yang mana pendeta tersebut mampu melihat dan mengenali bahwa dalam diri Muhammad terdapat tanda-tanda kenabian sebagaiman yang sering ia baca dalam kitab sucinya, yakni Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa as.
Kisah Perkawinan Nabi Muhammad
Setelah melalui masa kecilnya tanpa kehadiran kedua orang tuanya, melainkan atas pengasuhan Abu Thalib pamannya, maka pada usia 25 tahun. ia pun ditakdirkan menikah dengan seorang janda yang telah berusia 40 tahun yang juga dikenal sebagai wanita terhormat dan kaya raya di kalangannya. Muhammad sebelum itu juga sudah pernah bekerjasama dengan khadijah sebagai orang yang dipercaya menjalankan bisnisnya.Dalam perkawinannya dengan Khadijah, Muhammad dikarunia 2 orang putra dan 4 putri, hanya saja kedua putranya meninggal saat masih kecil..
Pada usia 40 tahun yang mana bertepatan pada tahun 610, Muhammad kemudian menerima wahyu yang pertama. Peristiwa ini terjadi ketika ia sedang dalam keadaan mengasingkan diri di sebuh gua yang dikenal dengan sebutan Gua Hira, letaknya tak jauh dari kota Makkah. Kejadian ini juga bertepatan pada bulan Ramadhan saat Malaikat Jibril datang membawa wahyu kepada beliau.
Awal dakwah Rasulullah saw.
Pada tahap kisah Nabi Muhammad ini, beliu sudah diangkat menjadi Nabi sekaligus Rasul yang akan menyampiakan wahyu dan agama baru Allah swt, yakni Islam, sebagai agama yang lurus yang sejalan dengan ajaran Ibrahim sebelumnya.Saat Islam pertama kali diturunkan, kondisi warga Makkah kala itu umumnya adalah penyembah berhala yang sangat fanatik sebagai dampak dari kepercayaan mereka pada dewa dan dewi, bahkan terkadang penyembahan mereka kerap kali diiringi dengan penyembelihan hewan sebagai kurban atas persembahannya.
Di tengah-tengah kehidupan warga Makkah yang fanatik terhadap berhala, juga masih terdapat sebagian kecil penganut agama Kristen yang berasal dari Najran, Arabia Selatan. yang mana merupakan pusat perkampungan Kristen. Para pendeta mereka sering datang ke pekan raya di Makkah guna menyebarkan ajaran agamanya.
Warga Yahudi yang juga menetap di Madinah dan daerah-daerah yang berbatasan dengannya, serta sejumlah warga Arab yang lainnya masih tergolong dalam penganut Hunafa (memiliki keyakinan yang lurus) yang mana sekalipun telah berlalu beberapa generasi meraka tetap mempertahankan ajaran nabi Ibrahim.
Dengan demikian, adanya kehadiran Nabi Muhammad di tengah-tengah mereka, maka keberadaan agama asli Nabi Ibrahim tetap terpelihara dan berlanjut terus, yang mana dalam ajarannya manusia seyogyanya hanya menyembah satu Tuhan, yakni Allah swt. sebagai pencipta langit dan dunia serta segala apa yang ada di jagad raya ini.
Dalam ulasan kisah Nabi Muhammad dari lahir sampai Wafat di dalam buku Cyril Glasse juga diterangkan bahwa Khadijah adalah orang yang pertama kali membenarkan bahwa Muhammad adalah seorang Rasul yang ditugaskan membawa ajaran Allah swt. Selanjutnya, apa yang dilakukan oleh Istri Nabi ini kemudian diikuti oleh bebarapa dari kerabatnya, di antaranya Ali yang sekaligus sebagai kemanakan Nabi serta dari budak Muhammad sendiri, yakni Zaid.
Adapun orang yang bukan dari keluarga Nabi yang pertama kali memeluk Islam adalah Abu Bakar, beliau merupakan seorang pedagang dan sekaligus sahabat Muhammad juga waktu itu. Dari sinilah, dakwah secara terbuka mulai dilakukan, terutama pada golongan atau keluarga beliau sendiri, yaitu klan Hasyimiyyah.
Dengan strategi mengajak mereka bersantap malam bersama, nabi lalu mengajak mereka untuk memeluk Islam sebagai agama yang benar dan sekaligus menyampaikan ganjaran bagi mereka yang mengikuti ajarannya dan ancaman hukuman yang akan di dapat di akhirat bagi mereka yang tidak menyembah Tuhan Yang Maha Esa.
Bersamaan dengan semakin meningkatnya jumlah kaum Muslimun (penganut agama Islam yang dibawa oleh Muhammad), maka orang-orang Quraisy yang geram dengan keadaan tersebut juga semakin meningkatkan perlawanan dan penolakannya, sebagai upaya untuk mempertahankan ajaran penyembahan mereka terhadap berhala.
Dilatatarbelakangi oleh kecemasan atas pengambilalihan kekuasaan orang Quraisy oleh umat Islam, karena Makkah kala itu menjadi kota pusat perziarahan oleh banyak orang dari daerah lain dikarenakan adanya Ka’bah di dalamnya, maka para pembesar kaum Quraisy tak hentinya melancarkan berbagai strategi untuk mematahkan usaha dakwah nabi Muhammad.
Penyiksaan yang paling nyata dan tercatat dalam sejarah adalah terjadinya penyiksaan secara terang-terangan terhadap para budak yang tidak memiliki kuasa atas dirinya, seperti misalnya yang dialami oleh budak berkulit hitam lekam bernama Bilal, namun akhirnya dibebaskan oleh Abu Bakar karena kasihan melihat pedihnya penderitaan yang dialami oleh Bilal.
Pada masa tersebut, sebenarnya juga terdapat sejumlah bangunan segi empat mirip dengan bentuk Ka’bah, namun karena Ka’bah merupakan objek peziarahan yang paling tinggi kedudukannya sehingga Makkah pun menjadi tempat ziarah yang paling ramai waktu itu.
Disebutkan juga dalam kisah Nabi Muhammad dari lahir sampai wafat, bahwa dalam kacamata ekonomi, para penjaga Ka’bah dari kalangan kaum Quraisy tentu merasa sangat khawatir karena dengan bergantinya kepercayaan para masyarakat dari penyembah berhala menjadi muslim yang hanya menyembah Allah swt tentu akan mencabut pula kekuasaan mereka yang telah lama dijaga.
Sejalan dengan jumlah kaum muslimin yang terus bertambah, maka perlawanan dan penyiksaan terhadap mereka juga semakin sengit. Hal ini semakin nyata ketika nabi Muhammad menolak secara terang-terangan segala bentuk kompromi terhadap kaum kafir Quraisy, khususnya tawaran untuk menjadikan beliau sebagai raja tertinggi dari suku Quraisy.
Dari penolakan inilah akhirnya klan Hasyimiyyah yang merupakan klan Nabi sendiri melakukan embargo terhadap para pemeluk Islam.
Setelah meninggalnya Abu Thalib yang selama ini menjadi pelindung nabi Muhammad dari gangguan para kaum kafir, akhirnya kedudukan sebagai pemimpin kaum Khasyimiyyah diambil alih oleh Abu Lahab, orang yang terkenal sangat membenci Nabi dan ajarannya.
Setelah wafatnya paman beliaulah mereka kemudian merasa bahwa Muhammad tak lagi punya pelindung yang kuat sehingga tak ada lagi yang akan menghalangi permusuhan dan penganiayaan terhadapnya.
Di tahun yang sama, enam orang dari Yastrib (nama dari Madinan sebelumnya), yang merupakan orang-orang dari suku Khazraj, berbaiat dan menyatakan keimanannya, tepat pada waktu penyelenggaraan ziarah di Makkah pada tahun 620 Masehi.
Dan pada tahun berikutnya mereka kembali menemui Nabi di Makkah lagi namun bersama degan tujuh orang lainnya, yang mana di antara dari orang-orang tersebut terdapat dua orang dari suku Aus yang dikenal sebagai salah satu suku terhormat di Madinah kala itu.
Pada kehadiran mereka tersebut akhirnya mereka melakukan baiat atau sumpah setia kepada Nabi Muhammad yang kemudian kita kenal dengan sebutan “Sumpah Aqabah I” (“aqabah” merupakan nama tempat dataran tinggi di dekat Makkah, yakni Mina).
Pada pelaksanaan ziarah di tahun berikutnya Islam semakin memperlihatkan perkembangannya, terutama yang ditandai dengan datangnya 73 laki-laki dan dua orang perempuan dari Madinah untuk melakukan sumpah setia yang dikenal dengan sebutan “Sumpah Aqabah II”. Dalam kesempatan tersebut mereka juga sekaligus mengucapkan sumpah setianya untuk melindungi Nabi dari gangguan kaum kafir Quraisy yang tentunya akan semakin memperkuat langkah dakwah beliau.
Kisah Hijrah Nabi Muhammad dan Pengikutnya
Dengan semakin besarnya dukungan dari warga Yastrib (sekarang Madinah) terhadap kerasulan beliau, dan bahkan sebagian besar telah menjadi pengikut Nabi Muhammad sebelum beliau melakukan hijrah ke sana, maka sejak saat itulah Hijrah ke Yastrib di jadikan jalan keluar terbaik oleh umat Muslim untuk menghindari permusuhan dan penyiksaan yang kian gencar dilakukan para pemuka Quraisy.Adapun peristiwa kisah Hijrah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad berawal dari upaya pembunuhan yang akan dilakukan oleh para pemuda dari setiap keluarga suku Quraisy yang didasarkan oleh hasil pertemuan para pemukanya karena meraka beralasan bahwa Abu Thalib telah meninggal dan nabi dianggap telah membuat kerusuhan di kota Makkah.
Alasan dipilihnya para pemuda dari tiap keluarga suku Quraisy adalah dengan maksud bila ketika Nabi Muhammad wafat tak ada dari keluarganya yang bisa menuntut karena pembunuhan dilakukan oleh banyak orang.
Namun, sayang seribu sayang, sebelum mereka melancarkan rencananya, malaikat Jibril telah lebih dulu menyampaikan rencana tersebut kepada Nabi Muhammad.
Dan setelah mengetahui rencana busuk tersebut, beliau langsung menemui sahabat paling dekatnya, yakni Abu Bakar untuk menemaninya Hijrah ke Yastrib.
Dan pada kesempatan itu juga, Nabi Muhammad meminta keponakannya, Ali bin Abi Thalib, untuk mengelabui musuh dengan tidur di ranjangnya sambil berselimut menggunakan jubah berwarna hijau yang biasa dipakainya.
Dan dalam sejarah nabi Muhammad ini juga disebutkan bahwa untuk bisa lolos menyelinap dari pengepungan tersebut beliau lantas membaca salah satu ayat dari surat Yasin “dan kami tutup mata mereka sehingga tidak dapat melihat” (QS. Yasin/36: 9)
Akhirnya, dengan usaha tersebut, Nabi bersama sahabatnya yang tercinta berhasil meloloskan diri dari kota Makkah dan melakukan hijrah sambil diikuti oleh kawanan biri-biri di belakangnya sebagai cara untuk menghapus jejaknya.
Di tengah hijrahnya, untuk lolos dari kejaran regu pelacak dari pemuda Quraisy tersebut, keduanya lalu bersembunyi dalam gua gunung Thawr.
Kemudian kisah meloloskan diri nabi Muhammad bersama sahabatnya dari kota Makkah ini kemudian dikenal dengan sebutan “Hijarah”
Dan tepatnya pada tanggal 17 September 622 beliau akhirnya sampai ke Yastrib yang disambut dengan sangat meriah oleh hampir semua warganya yang telah lama dan sangat rindu menunggu kedatangan utusan Allah yang mereka nantikan tersebut.
Pada tahun ini pula tonggak penanggalan Islam dimulai, yakni terhitung mulai pada tanggal 15 Juli, namun karena sistem penanggalan qamariyah (berdasarkan perhitungan bulan, mulai dari terbenamnya matahari) maka terkadang disebutkan tanggal 16 Juli.
Sistem penanggalan ini diprakarsai oleh khalifah Umar karena beliau beralasan bahwa dijadikan hijrah tersebut sebagai tahun pertama dalam penanggalan Islam karena dengan kehadiran Nabi di Yastrib kala itu menjadi awal pula terbentuknya pemerintahan Islam yang baru.
Dan setelah peristiwa hijrah ini juga maka (setelah 10 tahun) Yastrib pun diubah namanya menjadi kota Madinah. Bahkan ada satu hadis yang menyebutkan bahwa merubah nama Madinah yang telah diberikan oleh nabi merupakan suatu dosa.
Tak lama berselang, hijrah Nabi Muhammad ke Madinah kemudian disusul oleh 70 orang muhajirin yang saat itu masih tinggal di Makkah. Sawdah yang juga merupakan janda yang dinikahi nabi setelah wafatnya khadijah juga ikut dalam hijrah tersebut. Adapun istri ketiganya, Aisyah binti Abu Bakar, baru bersatu di dalam satu rumah tangga bersama Nabi setelah peristiwa hijrah, meskipun pernikahan telah lama dilangsungkan di Makkah, karena memang setelah hijrah tersebut umur Aisyah ra. baru berusia baligh.
Setelah itu nabi juga melangsungkan sejumlah pernikahan lainnya, yang mana tak satupun didasari oleh kecendrungan pribadi nabi Muhammad sendiri, namun sebagian karena alasan politik dan sebagiannya lagi karena memang atas perintah Allah swt. untuk tujuan penetapan ajaran Islam.
Kepribadian Nabi Muhammad
Bicara soal kesehatan, Nabi Muhammad adalah orang yang sangat terjaga kesehatannya, sehingga jarang terkena sakit, kecuali di bebarapa waktu kepala beliau pening karena telah menempuh perjalanan yang jauh.Ukuran badan beliau sedang, adapun wajahnya terlihat tampan dan berseri. Sedangkan rambutnya berwarna hitam yang panjangnya sampai pada kedua pundaknya, dan dalam kisah Nabi Muhammad dari lahir sampai wafat ini juga disebutkan bahwa dalam beberapa kesempatan beliau juga kadang membelah rambutnya menjadi dua jalinan, dan kadang juga empat jalinan.
Adapun di pundak beliau terdapat tanda kenabian “sebesar dirham perak dengan tumbuh rambut di sekitarnya”.
Dikatakan sebagai tanda kenabian karena dalam kitab Taurat maupun Injil yang masih asli disebutkan bahwa akan datang Nabi utusan terakhir yang memiliki sifat tidak memakan zakat, namun menerima hadiah dan di pundaknya terdapat tanda kenabian. Untuk lebih jelasnya silahkan anda baca kisah Salman Al Farisi memeluk Islam. Karena di sana dibahas perjalanan beliau mencari agama yang sebenarnya.
Aisyah ra. pernah ditanya tentang kehidupan Nabi, dan ia menjawab bahwa kehidupan Nabi sehari-hari tidak berbeda dengan manusia biasa lainnya. Nabi biasa menyapu rumahnya sendiri, bahkan pekerjaan lain yang munkin kita sendiri sebagai suami tidak melakukannya, seperti memberi minum pada unta peliharaannya sendiri, menjahit pakaian, memperbaiki sendal yang putus, memerah susu kambing untuk diminum, bahkan sampai membantu meringankan pekerjaan pembantu dengan turut melakukan pekerjaan rumah dan pergi berbelanja ke pasar sendiri untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
Mengenai perlakuannya kepada pembantu, beliau sama sekali tak memandang rendah pembantu rumah tangganya. Bila waktu makan tiba, Nabi mengajaknya pula untuk makan bersama dan duduk bersama di meja yang sama.
Beliau juga orang yang dikenal paling suka menjenguk orang yang sedang sakit. Dan bila melihat jenazah yang sedang diusung, beliau tampak berjalan seperti orang yang berkabung juga sebagaimana keluarga yang ditinggal mati.
Dalam kisah nabi Muahmmad yang juga terdapat dalam berbagai riwayat shahih disebutkan bahwa bila tertawa belia biasa memalingkan kepalanya ke belakang dan tidak pernah tertawa terbahak-bahak. Ini karena beliau sendiri menyadari bahwa hidup ini hanya sementara, sebagaimana dalam sabdanya: “Jadilah engkau hidup di dunia ini ibarat orang asing atau orang yang sedang dalam perjalanan”. Maksudnya, jangan terlalu menjadikan kesenangan dunia ini segalanya karena waktunya hanya sebentar saja.
Nabi Muhammad juga dikenal sebagai orang yang senang minum susu dan madu. Dan mengenai cara beliau menjaga kesehatan, beliau juga sangat sering bersiwak, bahkan di setiap sebelum menjalankan sholat selalu menyempatkan menggunakan siwak untuk menjaga kebersihan giginya sebelum bertemu dengan Allah swt.
Hal yang paling disukai beliau, sebagaiaman diungkapkan sendiri, adalah shalat. Itulah sebabnya kaki beliau sampai bengkak karena terlalu lama berdiri saat menjalankan sholat tahajud lantaran begitu menikmatinya ritual sholat yang beliau lakukan.
Perang Nabi melawan kaum kafir Quraisy
Setelah beliau dan para sahabatnya berhasil melewati dan memenangkan sejumlah pertempuran kecil melawan kabilah kaum kafir, pasukan muslim yang kala itu baru berjumlah 300 orang akhirnya berhasil mengalahkan bahkan hingga 1000 orang dari pasukan Makkah. Perang tersebut disebut juga dengan perang Badar.Berselang satu tahun berikutnya, perang Uhud berkobar. Namun, kali ini kaum kafir yang berjumlah 3000 pasukan mengalahkan 1000 pasukan Muslim.
Dalam berbagai riwayat hadis kisah nabi muhammad disebutkan bahwa kekalahan tersebut disebabkan oleh kelengahan regu pemanah yang karena tergiur oleh harta rampasan mereka akhirnya meninggalkan daerah pertahanannya di atas bukit, wal hasil mereka akhirnya mendapat serangan balik dari tentara kaum Quraisy yang melihat peluang tersebut.
Dua tahun kemudian, tepatnya pada bulan April 627, sejumlah besar pasukan Quraisy yang dibantu oleh sekutu dari suku padang pasir lainnya, seperti suku Ghathafan dan suku Yahudi Bani Nadir yang merupakan suku yang telah diusir dari madinah oleh kaum muslimin lantaran melanggar perjanjian perdamaian, melakukan serangan besar-besaran ke kota Madinah yang disebut dengan perang Ah-zab.
Dalam perang besar ketiga tersebut, kemenangan kembali berpihak pada umat muslim. Hal ini dikarenakan oleh ide cemerlang yang dilontarkan oleh Salman Al-Farisi yang mengusulkan agar dibuat parit mengelilingi kota Madinah, sehingga dalam perang tersebut tak satu pun serangan berarti yang bisa dilakukan oleh sekutu kaum Quraisy.
Kekalahan si kafir waktu itu semakin diperparah oleh serangan badai pasir di malam hari yang memporak-porandakan tenda dan perbekalan meraka. Dan akhirnya, karena jarak kota Madinah ke kota Makkah terlalu jauh untuk bolak balik mengambil perbekalan, mereka pun memutuskan menarik diri dan menghentikan pengepungan tersebut, dan pulanglah mereka dengan tertunduk malu karena Islam yang mereka musuhi kini semakin besar dan mengalahkan meraka.
Kekalah tersebut selain membuat perpecahan di kalangan mereka, permusuhan antara Makkah dan Madinah juga bisa dikatakan berakhir karena tak ada lagi perang besar yang terjadi.
Berlanjut…
(artikel ini akan terus diupdate di hari kemudian hingga kisah Nabi Muhammad dari Lahir sampai wafat lengkap sempurna)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar